Oktober 2018 lalu untuk pertama kalinya jadi Koki alias tukang masak untuk rombongan tamu asal Amerika selama 10 hari. Awalnya gak pede, kira-kira mereka (rombongan) mau makan masakanku gak ya. Memang selama 2 bulan sebelum kegiatan itu, aku sudah mulai belajar masak sesuai menu yang dibuatkan. Intinya ya gak pedas-pedas.
Belajar juga buat kue dan roti. Kadang aku juga gabungkan dengan resep-resep kue tradisional. Pikirku sih ini adalah kesempatan baik.
Hari pertama saat menunggu tamunya tiba di lokasi yang sudah ditentukan, yakni di sebuah desa di Pulau Samosir, Desa Parnakohan. Kami beserta tim lokal sudah datang lebih dulu untuk persiapan-persiapan, dimana semua tamunya termasuk tim akan stay di rumah-rumah warga yang sudah ditentukan.
Untuk Tim Koki sudah ada satu rumah untuk kami menyimpan segala persiapan masak. Saat tamunya tiba di lokasi, tim koki sudah menyiapkan minuman dan makana ringan penyambutan. Saat itu aku siapain teh manis panas dan kopi dengan gula terpisah, untuk makanan ringannya saya goreng ubi kayu dan kue godok-godok (adonan pisang dan tepung di goreng bulat digumpal dengan tangan).
Tap, gitu tamu datang langsung kami persilahkan ke sebuah rungan yang sudah kami persiapkan untuk mengambil minuman dan makanan ringan. Sayangnya saya gak bisa bahasa inggris loh, jadi agak gak pede gitu langsung berkomunikasi dengan tamunya. Tapi aku gas aja pakai bahasa isyarat yang penting ngerti deh. Untung saja suami selalu mendapingiku saat menyuguhkan minuman dan makanan, ya suami saat itu juga jadi TIM lokal.
Lucu ya, aku dan suami bekerja bersama-sama tapi asyik juga kok.
Nah, dalam hati saat tamunya ambil minuman – kebanyakan mereka suka dengan teh, ada juga suka kopi. Kebanyakan tamunya suka dengan rasa teh lokal kita, rasanya khas unik dan fresh kata beberapa tamunya. Kopinya juga enak mereka bilang “strong”. Karena mereka antrian ambil minumannya, lalu tamu paling depan bertanya apa nama makanan ringan ini.
Aku bilang ubi goreng dan godok-godok. Lalu diambil untuk dicicipinya, tamunya mulai mengangguk-anggukkan kepalanya bilangkan “good”, lalu temannya yang lain mengambil dan mencicipinya. BAH, mereka suka ternyata, sampai berkali kali datang ke meja tempat makanan ringannya kami suguhkan. Dan aku senang sekali sembari tertawa, kubilang “wah, ternyata mereka sangat suka dengan jajanan kampung kita ya”.
Saat itu masih sore sekitar jam 5 sore, kami Tim koki langsung mempersiapkan makan malam. Dan menunyapun sudah ditentukan, kalau tidak salah saat itu saya masak dua jenis makanan, satunya menu umum atau biasa satu lagi menu untuk beberapa tamu vegetarian.
….udah mulai ngantuk bah. Bersambung ke judul lain ya 😀
Leave a Reply